Kamis, 01 Juli 2010

Vuvuzela

Tanggal 11 Juni sampai 11 Juli adalah peristiwa paling bersejarah di dunia karena pada saat itu akan diyentukan siapa pemenang FIFA World Cup 2010, 32 negara dari seluruh penjuru dunia mengikuti perhelatan akbar 4 tahunan itu setelah melalui babak kualifikasi.

Pertandingan sepak bola itu disiarkan di salah satu stasiun televisi swasta di Indonesia. Nah pertandingan yang menimbulkan ketegangan bagi penonton di stadion secara langsung itu juga terjadi bagi penonton yang hanya bisa menyaksikannya di layar kaca, namun pertandingan itu terganggu oleh suara-suara bising dari televisi kita. Suara yang mirip seperti suara lebah atau tawon yang sangat banyak itu adalah sebuah alat musik tiup khas Afrika Selatan, yaitu Vuvuzela.

ini dia para pelakunya

Vuvuzela atau biasa disebut Lepapata (dalam bahasa Tswana) ini adalah alat musik tiup yang dapat ditemukan saat ajang FIFA World Cup 2010, alat tersebut terbuat dari plastik yang memiliki panjang sekitar 65 cm dan menghasilkan suara hingga 127 desibel. Seorang pakar musik dari Spanyol bernama Pedro Espi-Sanchis, mengatakan vuvuzela adalah alat musik khas Afrika yang awalnya dibuat dari tanduk Antelop atau Kudu. Alat musik itu sering digunakan sebagai alat untuk mengumumkan upacara adat atau acara-acara meriah di Afrika Selatan. Awalnya vuvuzela terbuat dari timah dan menjadi populer di Afrika Selatan pada 1990-an. Freddie “Saddam” Maake mengklaim telah menemukan vuvuzela dengan mengadaptasi versi aluminium sejak 1965 dari tanduk sepeda setelah mengeluarkan karet hitam untuk meniup dengan mulut. Dia kemudian menggabungkan dengan pipa untuk membuatnya. Maake memiliki foto dirinya di tahun 1970-an dan 1980-an di Afrika Selatan permainan game lokal dan internasional pada tahun 1992 dan 1996 dan pada Piala Dunia 1998 di Perancis, memegang vuvuzela aluminium. Dia mengatakan alat itu dilarang oleh memerintah karena dianggap berbahaya, yang mendorongnya untuk menemukan bahan plastik yang bisa memproduksi vuvuzela.

Namun beberapa orang meminta untuk melarang penggunaan vuvuzela didalam stadion karena suaranya yang sangat bising dan dapat mengganggu pendengaran, tapi FIFA menolak permintaan tersebut karena itu adalah ciri khas budaya sepak bola di Afrika Selatan. bbeberapa para suporter dari Bundesliga Jerman dan Premier League Inggris meminta federasi mengijinkan penggunaan vuvuzela untuk menonton pertandingan pada liga tersebut, namun federasi sepak bola negara itu melarangnya dengan alasan vuvuzela tidak cocok dengan budaya sepak bola negara mereka.

Berniat membeli vuvuzela ?? mungkin bisa dipakai di Indonesian Super League untuk mendukung kesebelasan kesayangan anda di stadion, harganya di Afrika Selatan sekitar 40ribu rupiah saja..
hehehehehehe..

Sumber :
  • http://sosbud.kompasiana.com/2010/06/18/vuvuzela/
  • http://en.wikipedia.org/wiki/Vuvuzela